Heisuke mengajar di almamaternya, sebuah sekolah menengah Budha khusus laki-laki dan menjalani kehidupan yang sangat biasa, kecuali kenyataan bahwa dia masih tersiksa oleh ingatan akan kejadian malang yang terjadi di sana yang melibatkan dia dan sekolahnya 14 tahun yang lalu. Dengan harapan bisa ditutup, dia membuat rencana untuk mengadakan Festival Budaya tahun ini bersama dengan sekolah perempuan terdekat, yang memiliki hubungan dingin. Bertekad dengan segala cara untuk menyukseskan acara tersebut, Heisuke mendapati dirinya menghadapi serangkaian masalah yang terus-menerus di sepanjang jalan.