Bu Tejo menjadi ketua tim sukses kampanye suaminya untuk pencalonan kepala desa. Ternyata, ia harus berhadapan dengan Pak Hartono, musuh bebuyutan Pak Tejo yang tidak takut bermain kotor dan menggunakan kekuasaannya untuk menarik perhatian publik. Di tengah situasi yang mendesak ini, Bu Tejo harus menemukan cara untuk memenangkan visinya dan berjuang untuk menang tanpa mengorbankan jati dirinya sebagai seorang pemimpin, istri, ibu, dan bagian dari desa yang dibanggakannya.